Cendrawasih

0 komentar
Burung-burung cendrawasih merupakan anggota famili Paradisaeidae dari ordo Passeriformes. Mereka ditemukan di Indonesia timur, pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini, dan Australia timur. Burung anggota keluarga ini dikenal karena bulu burung jantan pada banyak jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau kepalanya. Ukuran burung cendrawasih mulai dari Cendrawasih Raja pada 50 gram dan 15 cm hingga Cendrawasih Paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan Cendrawasih Manukod Jambul-bergulung pada 430 gram.

Burung cendrawasih yang paling terkenal adalah anggota genus Paradisaea, termasuk spesies tipenya, cendrawasih kuning besar, Paradisaea apoda. Jenis ini dideskripsikan dari spesimen yang dibawa ke Eropa dari ekpedisi dagang. Spesimen ini disiapkan oleh pedagang pribumi dengan membuang sayap dan kakinya agar dapat dijadikan hiasan. Hal ini tidak diketahui oleh para penjelajah dan menimbulkan kepercayaan bahwa burung ini tidak pernah mendarat namun tetap berada di udara karena bulu-bulunya. Inilah asal mula nama bird of paradise ('burung surga' oleh orang Inggris) dan nama jenis apoda - yang berarti 'tak berkaki'.

Banyak jenis mempunyai ritual kawin yang rumit, dengan sistem kawin jenis-jenis Paradisaea adalah burung-burung jantan berkumpul untuk bersaing memperlihatkan keelokannya pada burung betina agar dapat kawin. Sementara jenis lain seperti jenis-jenis Cicinnurus dan Parotia memiliki tari perkawinan yang beraturan. Burung jantan pada jenis yang dimorfik seksual bersifat poligami. Banyak burung hibrida yang dideskripsikan sebagai jenis baru, dan beberapa spesies diragukan kevalidannya.

Jumlah telurnya agak kurang pasti. Pada jenis besar, mungkin hampir selalu satu telur. Jenis kecil dapat menghasilkan sebanyak 2-3 telur (Mackay 1990).

Kura-kura rote/kura-kura leher ular

0 komentar

Halo namaku Kura-Kura rote (Chelodina mccordi) Aku satwa asli Indonesia lho,aku punya leher yang panjang dan dinyatakan sebagai spesies baru tahun 1994 setelah dilakukan penelitian oleh lembaga ilmiah bekerja sama dengan Departemen Kehutanan.Aku merupakan pecahan dari C. Novaeguineae.

Sayang, akibat diperjualbelikan,aku sekarang tidak ada lagi di wilayah Rote Ndao. Masyarakat Rote Ndao bahkan telah lupa dengan keberadaanku....sedih ya?

Aku yang hidup endemik di Danau Naluk dan Danau Enduy Pulau Rote justru dikembangbiakkan di daerah lain,aku hanya bisa ditemukan di lahan basah dan hanya ditemukan di pulau Rote.

Pada tahun 2000, IUCN mengkategorikan spesiesku(Chelodina mccordi) ini ke dalam status kritis (Critically Endangered) dalam Red List, dan juga dimasukkan dalam daftar Appendix II CITES. Akan tetapi sampai sekarang penyelundupan dan perdagangan ilegal kura-kura berleher ular masih terus dilakukan oleh mafia-mafia satwa, kepunahanku sudah diujung mata dan tinggal menunggu waktu.

Dan juga ada Upaya pelestarian buatku,pelestarianku sesuai amanat Undang-undang No.5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya, PP/8/1999 tentang pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar, Permenhut no. P.19/Menhut-II/2005 tentang penangkaran tumbuhan dan satwa liar bab X tentang pengembalian ke habitat alam (restocking) dan status satwa purna penangkaran.

Agar spesies ini tidak punah, Departemen Kehutanan memandang perlu mengembalikan kura-kura ini pada habitatnya di Pulau Rote agar populasinya naik di habitat aslinya,menurut rencana,aku akan dilepas di Danau Peto di wilayah Desa Maubesi, Kecamatan Roteng, Kabupaten Rote Ndao.

Mari kita mulai dari sekarang teman cegah satwa punah,agar populasiku dan satwa langka lainnya dapat dilestarikan sampai kapan pun dan tidak hanya menjadi fosil yang hanya bisa dilihat di musium dan gambar.

Penjinakan Ayam Hutan Hijau

2 komentar

Ayam hutan hijau adalah nama sejenis burung yang termasuk kelompok unggas dari suku Phasianidae, yakni keluarga ayam, puyuh, merak dan sempidan. Ayam hutan diyakini sebagai nenek moyang ayam peliharaan. Dalam bahasa daerah, ayam ini disebut dengan berbagai nama seperti canghegar atau cangehgar (Sd.), ayam alas (Jw.), ajem allas atau tarattah (Md.).
Memiliki nama ilmiah Gallus varius (Shaw, 1798), ayam ini dalam bahasa Inggris disebut Green Junglefowl, Javan Junglefowl, Forktail, atau Green Javanese Junglefowl; yakni merujuk pada warna dan asal tempatnya.
Binatang indah ini diyakini merupakan nenek moyang ayam buras yang telah dikenal masyarakat sebagai ternak konsumsi maupun kesenangan.
Namun Tak seperti keturunannya,ayam kampung, Ayam-hutan Hijau pandai terbang. Anak ayam hutan ini telah mampu terbang menghindari bahaya dalam beberapa minggu saja. Ayam yang dewasa mampu terbang seketika dan vertikal ke cabang pohon di dekatnya pada ketinggian 7 m atau lebih. Terbang mendatar, Ayam-hutan Hijau mampu terbang lurus hingga beberapa ratus meter; bahkan diyakini mampu terbang dari pulau ke pulau yang berdekatan melintasi laut.
Ayam hutan dari Jawa Timur dikenal sebagai sumber tetua untuk menghasilkan ayam bekisar. Bekisar adalah persilangan antara ayam hutan hijau dengan ayam kampung. Bekisar dikembangkan orang untuk menghasilkan ayam hias yang indah bulunya, dan terutama untuk mendapatkan ayam dengan kokok yang khas. Karena suaranya, ayam bekisar dapat mencapai harga yang sangat mahal. Bekisar juga menjadi lambang fauna daerah Jawa Timur.
Populasi ayam utan hjau diperkirakan tinggal sedikit dengan adanya perburuan liar oleh penduduk setempat serta penangkapan ayam hutan hijau untuk keperluan pembuatan ayam bekisar.
Setelah melalui beberapa macam tahapan,saya telah berhasil menjinakan beberapa ekor ayam hutan hijau yang saya beli dari penjual burung di pasar agar dapat membantu melestarikan populasi mahluk indah ini,beberapa trik yang saya praktekan dan ternyata berhasil adalah dengan cara :
- Siapkan kandang ayam dengan populasi kurang lebih 10 ekor/m2
- Cari telur ayam hutan atau bibit ayam hutan karena pemeliharaan sejak kecil lebih mudah penjinakannya daripada tangkapan alam yang berusia dewasa.
- Penetasan dengan bantuan ayam jawa yang sedang mengerami atau mesin tetas,namun saya lebih menyukai ditetaskan oleh induk ayam jawa karena presentase keberhasilan tetas lebih tinggi dari mesin tetas.
- Kalo nggak bisa cari telur,cari bibit yang masih kecil umur kurang dari seminggu meski terkadang ruwet dan harus extra perawatannya.
- Biasakan makan dari tangan anda,laparkanlah duu selama 1 hari,dengan gerakan yang halus dan tidak mendadak,beri makan langsung dari tangan anda,jika satu ayam hutan berani mendekati dan makan langsung dari tangan anda maka yang lain akan mengikuti.
- Namailah ayam anda dan tiap memberi makan panggil namanya,ayam akan terbiasa dan bila sudah dewasa,tanpa diberi makan ayam akan mendekat asal dipanggil namanya.
- Kalo udah biasa makan dari tangan anda,atur jadwal makan ayam hutan,misal sehari 3 kali jam 8 pagi,12 siang dan 4 sore,jangan sediakan dahulu makanan di kandang,sehingga ayam akan bergantung pada anda,namun jangan sampai lupa memberi makan,bukannya menamabah populasi malah memperkecil populasi,berikan pula vaksinasi pada ayam hutan anda.
- perhatikan kebersihan kandang,bersihkan kandang tiap hari agar ayam tidak mudah terkena penyakit,meski saya sendiri belum pernah menemukan penyakit pada ayam saya,paling hanya stres kalau dipindah kandang.
- Pisahkan ayam yang pertumbuhannya lambat dengan yang bertumbuh cepat,biasanya ayam bertubuh kecil dibanding lainnya karena kalah dalam perebutan makanan.
- Umbar ayam hutan (jika benar-benar sudah terbiasa dengan suasana kandang dan tempat anda),namun tetap diawasi karena rentan diterkam kucing,atau bertahap satu dulu diumbar,yang lain dalm kandang seterusnya sampai semuanya keluar kandang karena berdasar pengalaman saya,saya mengumbar ayam hutan saya dan nggak ada satupun ayam yang terbang jauh dari rumah saya,padahal saya mememlihara ayam hutan di lantai 2,yang jika sudah terbang sudah pasti susah mengejarnya.
- Jika ayam sudah berusia diatas 5 bulan sebaiknya ayam jangan diumbar karena menyulitkan dalam memasukkan lagi ke kandang,meski akhirnya juga tetap kembali ke kandang,tapi tergantung mood itu ayam juga,kalau ayam tertekan karena ada ayam lain biasanya terbang nggak karuan entah kemana.
- Berdasar pengalaman saya memelihara ayam hutan meski saya masih baru,ayam hutan yang telah jinak akan mudah dalam perkawinan entah dengan sesama ayam hutan ataupun cross breeding dengan ayam wareng untuk menghasilkan ayam bekisar. (Maturnuwun)

Kutilang

0 komentar
Halo,aku bernama Cucak Kutilang atau Kutilang,aku adalah sejenis burung pengicau dari suku Pycnonotidae. Orang Sunda menyebutnya cangkurileung, orang Jawa menamainya ketilang atau genthilang, mengikuti bunyi suaranya yang khas. Dalam bahasa Inggris aku disebut Sooty-headed Bulbul, sementara nama ilmiahku adalah Pycnonotus aurigaster;hal ini mengacu pada bulu-bulu di sekitar pantatku yang berwarna jingga (Gr.: aurum emas, gaster perut).

aku berukuran sedang, panjang tubuhku total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 20 cm.

Sisi atas tubuh (punggung, ekor) berwarna coklat kelabu, sisi bawah (tenggorokan, leher, dada dan perut) putih keabu-abuan. Bagian atas kepala, mulai dari dahi, topi dan jambul, berwarna hitam. Tungging (di muka ekor) nampak jelas berwarna putih, serta penutup pantat berwarna jingga,iris mata berwarna merah, paruh dan kaki hitam.

Makanan favoritku adalah buah-buahan yang lunak,contohnya pepaya dan pisang yang telah masak. Namun aku juga suka berbagai jenis serangga, ulat dan aneka hewan kecil lainnya yang menjadi hama tanaman,nyam..nyam.

Aku bisa ditemui di Tiongkok selatan dan Asia Tenggara (kecuali Malaysia), Jawa serta Bali. Diintroduksi ke Sumatra dan Sulawesi, beberapa tahun yang silam aku juga mulai didapati di Kalimantan.

Makasih atas perhatiannya...bye.

Anggrek

0 komentar
Ini siapa ya??? "Halo namaku Vanda tricolor,aku merupakan tanaman bunga hias berupa benalu yang bunganya indah.Tapi aku mau cerita tentang keluarga aku yang pasti kawan-kawan banyak yang udah kenal,who is me? Me is Who? Anggrek,kawan-kawan.
Anggrek sudah dikenal sejak 200 tahun yang lalu dan mulai dibudidayakan di Indonesia sejak 50 tahun yang lalu.
Jenis anggrek yang terdapat di Indonesia termasuk jenis yang indah antara lain:
Vanda tricolor terdapat di Jawa Barat dan di Kaliurang,
Vanda hookeriana, berwarna ungu berbintik-bintik dari Sumatera,
anggrek larat/Dendrobium phalaenopis,
anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis,
anggrek Apple Blossom,
anggrek Paphiopedilun praestans berasal dari Irian Jaya
serta anggrek Paphiopedilun glaucophyllum yang berasal dari Jawa
Tengah.

Tanaman anggrek dapat dibedakan berdasarkan sifat hidupnya, yaitu:

1. Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi
tidak merusak/merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai untuk menempel adalah
akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.

2. Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain
yang tidak merusak yang ditumpangi, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar
udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.

3. Anggrek tanah/anggrek Terrestris adalah jenis anggrek yang hidup di atas tanah.

Manfaat utama tanaman ini adalah sebagai tanaman hias karena bunga anggrek mempunyai
keindahan, baunya yang khas. Selain itu anggrek bermanfaat sebagai campuran ramuan obatobatan,
bahan minyak wangi/minyak rambut.

Jadi sedikit tahu kan tentang aku?!

Murai Batu

0 komentar
"Ihhhh cantiknya" Siapa sich yang lagi nangkring di sebelah kiri ini,kenalan yuuk?!!
Halo nama saya Murai batu (Copsychusmalabaricus)
saya merupakan burung kicau paling populer ngartis gitu looh.Termasuk ke dalam keluarga Turdidae. Saya bisa ketemu di seluruh pulau Sumatra, Semenanjung Malaysia, dan sebagian pulau Jawa,dimana-mana ada ya?!!

Jenis saya yang dianggap paling T.O.P adalah Murai Batu Medan.Tapi sayangnya eksploitasi hutan berlebihan dan perburuan untuk kepentingan komersial membuat saudara saya si Murai Batu Medan susah ditemukan di pasaran,di hutan aja udah susah kok.

Tubuhku hampir seluruhnya hitam, kecuali bagian bawah badan berwarna merah cerah hingga jingga kusam. Terdapat sedikit semburat biru di bagian kepala. Ekor panjang ditegakkan dalam keadaan terkejut atau berkicau.

Saudaraku Murai Batu dari Tanjung Redep, Kalimantan Timur mempunyai keunikan di bagian kepalanya yang bergaris putih memanjang ke belakang. Murai Kalimantan memiliki ekor lebih pendek dengan panjang sekitar 8-12 cm, sementara Murai Batu Sumatra 15-20 cm . Ciri khas lainnya adalah Murai Batu Kalimantan apabila berhadapan dengan jenisnya akan mengelembungkan bulu-bulu disekitar dadanya sambil berkicau,badan berukuran 14-17 cm,
imut yach?!!

MY favorit food is serangga kecil. Fans beratku biasanya memberikan kombinasi pelet, kroto, jangkrik, ulat hongkong dan telur lebah. Aku juga memakan poer/voer, yang biasanya tersedia di pasaran adalah merk Phoenix (www.kenarijaya.com), Fancy, Gold Coin, Chirpy, TopSong, dan lain-lain.

Jantan dibedakan dengan betina dari kicauan yang lebih aktif dan ekor lebih panjang. Jantan tidak bisa menoleransi adanya jantan lain di sekitar wilayahnya. Sementara betina sulit menerima jantan yang tidak dikenal. Biasanya penangkaran dilakukan dengan mengawinkan pasangan dari satu induk (incest).

Namun saat ini banyak pengemar burung berkicau di daerah Jawa sudah mulai berhasil menangkar Murai Batu silangan antara jenis Sumatra (Medan) dengan jenis kalimantan (Borneo)
Hore aku punya harapan untuk nggak punah,lindungi aku ya kawan-kawan.

Ayam Hutan Hijau

0 komentar
Ayam Hutan Hijau

Bro pernah lihat ayam nggak?sering dunk kalu ayam yang lagi nongkrong disamping ini udah pernah lihat belum?ini adalah Ayam Hutan Hijau Tau nama kerennya Gallus Varius,biasanya doi hidup di hutan. Dalam bahasa Jawa disebut dengan nama ayam alas, dalam bahasa Madura ajem alas, dan dalam bahasa Imperial adalah junglefowl; semuanya merujuk pada tempat hidupnya dan sifatnya yang liar.

Ayam-ayam ini dari segi bentuk tubuh dan perilaku sangat serupa dengan ayam-ayam peliharaan, karena memang merupakan leluhur dari ayam peliharaan. Jantan dengan betina berbeda bentuk tubuh, warna dan ukurannya (dimorfisme seksual, sexual dimorphism). Ayam hutan jantan memiliki bulu yang berwarna-warni dan indah, berbeda dengan ayam betinanya yang cenderung berwarna monoton dan kusam.

Seluruhnya, ada empat spesies ayam hutan yang menyebar mulai dari India, Sri Lanka sampai ke Asia Tenggara termasuk Kepulauan Nusantara. Keempat spesies itu adalah:

* Ayam-hutan merah, Gallus gallus
* Ayam-hutan Srilangka, Gallus lafayetii
* Ayam-hutan kelabu, Gallus sonneratii
* Ayam-hutan hijau, Gallus varius

Dua jenisnya terdapat di Indonesia, menyebar alami terutama di bagian barat kepulauan. Kedua jenis itu yalah (1) Ayam-hutan merah, yang menyukai bagian hutan yang relatif tertutup; dan (2) Ayam-hutan hijau, yang lebih menyenangi hutan-hutan terbuka dan wilayah berbukit-bukit.

Ayam hutan adalah pemakan segala, meskipun cenderung sebagai pemakan biji-bijian. Namun sebagaimana ayam umumnya, ayam hutan juga memakan pucuk-pucuk rumput, serangga dan berbagai hewan kecil yang ditemuinya.

Burung ini biasanya hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil. Tidur di atas ranting perdu atau semak, tidak terlalu jauh dari atas tanah. Pada musim bertelur, betina membuat sarang sederhana di atas tanah dan mengerami telurnya hingga menetas. Anak-anak ayam hutan diasuh oleh induk betinanya.

Tidak seperti ayam peliharaan, ayam hutan pandai terbang; tidak lama setelah meninggalkan sarang tempatnya menetas.

Ayam hutan merupakan salah satu jenis unggas yang telah didomestikasi manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Ayam-hutan merah diketahui sebagai nenek-moyang langsung dari aneka jenis ayam peliharaan. Sedangkan persilangan ayam-hutan hijau dengan ayam peliharaan menghasilkan ayam bekisar, yang sangat terkenal di Jawa Timur karena suara kokoknya yang merdu dan bulunya yang indah.

Beberapa cerita rakyat tradisional menampilkan ayam hutan sebagai salah satu tokohnya. Dongeng rakyat seperti Ciung Wanara dari daerah Sunda, atau versi Jawanya yang berjudul Panji Laras alias Cinde Laras, menceritakan tokoh utama yang memiliki ayam jantan atau ayam hutan jantan yang pandai bertarung dan berkokok.

Dan kokoknya itu bukan kokok biasa, melainkan berisi cerita perihal nasib tuannya itu. Sebagai teladan, kokok ayam jantan Ciung Wanara berbunyi:

Blak ! Blak ! kukuruyuuuuk
“Ayah raja bundapun ratu !
Lama kandungan satu tahun !
Paraji ibunda ratu !
Meski manis namun madu !”

Dengan malam mata ditutup !
Dengan malam kuping ditutup !
Kedua tangan dibelenggu !
Waktu lahir dalam kandaga hanyut !
Bersama sebutir telur ... !

(Dari Ciung Wanara, sebuah cerita pantun Sunda, oleh Ajip Rosidi. Jakarta: Gunung Agung, 1985)