
Ayam hutan hijau adalah nama sejenis burung yang termasuk kelompok unggas dari suku Phasianidae, yakni keluarga ayam, puyuh, merak dan sempidan. Ayam hutan diyakini sebagai nenek moyang ayam peliharaan. Dalam bahasa daerah, ayam ini disebut dengan berbagai nama seperti canghegar atau cangehgar (Sd.), ayam alas (Jw.), ajem allas atau tarattah (Md.).
Memiliki nama ilmiah Gallus varius (Shaw, 1798), ayam ini dalam bahasa Inggris disebut Green Junglefowl, Javan Junglefowl, Forktail, atau Green Javanese Junglefowl; yakni merujuk pada warna dan asal tempatnya.
Binatang indah ini diyakini merupakan nenek moyang ayam buras yang telah dikenal masyarakat sebagai ternak konsumsi maupun kesenangan.
Namun Tak seperti keturunannya,ayam kampung, Ayam-hutan Hijau pandai terbang. Anak ayam hutan ini telah mampu terbang menghindari bahaya dalam beberapa minggu saja. Ayam yang dewasa mampu terbang seketika dan vertikal ke cabang pohon di dekatnya pada ketinggian 7 m atau lebih. Terbang mendatar, Ayam-hutan Hijau mampu terbang lurus hingga beberapa ratus meter; bahkan diyakini mampu terbang dari pulau ke pulau yang berdekatan melintasi laut.
Ayam hutan dari Jawa Timur dikenal sebagai sumber tetua untuk menghasilkan ayam bekisar. Bekisar adalah persilangan antara ayam hutan hijau dengan ayam kampung. Bekisar dikembangkan orang untuk menghasilkan ayam hias yang indah bulunya, dan terutama untuk mendapatkan ayam dengan kokok yang khas. Karena suaranya, ayam bekisar dapat mencapai harga yang sangat mahal. Bekisar juga menjadi lambang fauna daerah Jawa Timur.
Populasi ayam utan hjau diperkirakan tinggal sedikit dengan adanya perburuan liar oleh penduduk setempat serta penangkapan ayam hutan hijau untuk keperluan pembuatan ayam bekisar.
Setelah melalui beberapa macam tahapan,saya telah berhasil menjinakan beberapa ekor ayam hutan hijau yang saya beli dari penjual burung di pasar agar dapat membantu melestarikan populasi mahluk indah ini,beberapa trik yang saya praktekan dan ternyata berhasil adalah dengan cara :
- Siapkan kandang ayam dengan populasi kurang lebih 10 ekor/m2
- Cari telur ayam hutan atau bibit ayam hutan karena pemeliharaan sejak kecil lebih mudah penjinakannya daripada tangkapan alam yang berusia dewasa.
- Penetasan dengan bantuan ayam jawa yang sedang mengerami atau mesin tetas,namun saya lebih menyukai ditetaskan oleh induk ayam jawa karena presentase keberhasilan tetas lebih tinggi dari mesin tetas.
- Kalo nggak bisa cari telur,cari bibit yang masih kecil umur kurang dari seminggu meski terkadang ruwet dan harus extra perawatannya.
- Biasakan makan dari tangan anda,laparkanlah duu selama 1 hari,dengan gerakan yang halus dan tidak mendadak,beri makan langsung dari tangan anda,jika satu ayam hutan berani mendekati dan makan langsung dari tangan anda maka yang lain akan mengikuti.
- Namailah ayam anda dan tiap memberi makan panggil namanya,ayam akan terbiasa dan bila sudah dewasa,tanpa diberi makan ayam akan mendekat asal dipanggil namanya.
- Kalo udah biasa makan dari tangan anda,atur jadwal makan ayam hutan,misal sehari 3 kali jam 8 pagi,12 siang dan 4 sore,jangan sediakan dahulu makanan di kandang,sehingga ayam akan bergantung pada anda,namun jangan sampai lupa memberi makan,bukannya menamabah populasi malah memperkecil populasi,berikan pula vaksinasi pada ayam hutan anda.
- perhatikan kebersihan kandang,bersihkan kandang tiap hari agar ayam tidak mudah terkena penyakit,meski saya sendiri belum pernah menemukan penyakit pada ayam saya,paling hanya stres kalau dipindah kandang.
- Pisahkan ayam yang pertumbuhannya lambat dengan yang bertumbuh cepat,biasanya ayam bertubuh kecil dibanding lainnya karena kalah dalam perebutan makanan.
- Umbar ayam hutan (jika benar-benar sudah terbiasa dengan suasana kandang dan tempat anda),namun tetap diawasi karena rentan diterkam kucing,atau bertahap satu dulu diumbar,yang lain dalm kandang seterusnya sampai semuanya keluar kandang karena berdasar pengalaman saya,saya mengumbar ayam hutan saya dan nggak ada satupun ayam yang terbang jauh dari rumah saya,padahal saya mememlihara ayam hutan di lantai 2,yang jika sudah terbang sudah pasti susah mengejarnya.
- Jika ayam sudah berusia diatas 5 bulan sebaiknya ayam jangan diumbar karena menyulitkan dalam memasukkan lagi ke kandang,meski akhirnya juga tetap kembali ke kandang,tapi tergantung mood itu ayam juga,kalau ayam tertekan karena ada ayam lain biasanya terbang nggak karuan entah kemana.
- Berdasar pengalaman saya memelihara ayam hutan meski saya masih baru,ayam hutan yang telah jinak akan mudah dalam perkawinan entah dengan sesama ayam hutan ataupun cross breeding dengan ayam wareng untuk menghasilkan ayam bekisar. (Maturnuwun)


30 Oktober 2009 pukul 06.02
mas Andri, saya tertarik dengan tulisan anda, boleh tau facebook or ym anda, kebetulan aq pengen memelihara ayam hutan nih.
18 November 2009 pukul 11.04
Salam kenal,
Mas dimana saya dapat bibit ayam hutan?
soalnya baru kemaren ayam hutan saya mati mungkin karena sudah sangat tua. saya senang pelihara, saya merasa kehilangan si Ayam tersebut. mungkin mas Andri bisa bantu.